www.smkn1saptosari.sch.id (SAPTOSARI). Hal-hal baik yang telah terwujud dapat menjadi landasan untuk mencapai kemajuan yang lebih besar. Upaya menjaga dan melestarikan nilai-nilai positif akan mendorong perkembangan dan keberlanjutan kebaikan tersebut. Salah satunya dengan menjaga warisan budaya tradisional masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menanamkan nilai-nilai luhur budaya lokal.
Dalam rangka memperingati Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta Ke - 270, SMKN 1 Saptosari ikut menyemarakkan dengan pentas kirab budaya dengan tema “Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka”, Kamis Pon (20/02). Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal, khususnya di kalangan generasi muda. Melestarikan budaya adalah tanggung jawab bersama agar warisan leluhur tetap hidup dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
Seluruh siswa kelas X dan kelas XI wajib mengikuti kirab dengan didampingi oleh bapak/ibu wali kelas masing-masing. Turut membersamai dalam acara tersebut Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMKN 1 Saptosari.
Dimulai pukul 07.30 WIB pembukaan kirab budaya diawali dengan apel yang dipimpin oleh Bapak Gandung Warjono, S.Pd.T., M.Pd. selaku WKS Urs. Kesiswaan mewakili Kepala SMKN 1 Saptosari. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga sarana edukasi bagi siswa untuk memahami dan mencintai budaya mereka sendiri. “Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan kesadaran kepada generasi muda bahwa budaya adalah identitas yang harus dijaga dan diwariskan,” ujarnya.
Setelah apel seluruh partisipan mulai bergerak dari Lapangan SKATUSA menuju Lapangan Kapanewon Saptosari dengan mengikuti rute yang sudah ditentukan. Sebagai simbol penghormatan dan kecintaan mereka terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta, para peserta mengenakan pakaian adat khas Yogyakarta, seperti kebaya, surjan, dan jarik. Selain itu ada pula penampilan bregodo dan juga gunungan.
Sesampainya di Lapangan Kapanewon Saptosari, para ketua kelas (barisan) melaporkan diri kepada panitia menggunakan bahasa jawa krama inggil. Selain itu dalam acara tersebut juga diadakan pembacaan manaqib sejarah berdirinya Keraton Ngayogyakarta yang dibacakan oleh Yeka Anggara kelas X TKR A dan Demitrik Funny kelas X TKJ A. Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan do’a bersama yang dipimpin oleh Bapak Haji Purbadi, S.Pd.,M.Pd.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan nilai-nilai budaya dan tradisi semakin tertanam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, khususnya para generasi muda. Peringatan Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Kirab Budaya ini menjadi salah satu bentuk nyata upaya menjaga kelestarian budaya lokal di tengah modernisasi yang semakin pesat.
Tim Publikasi SMKN 1 Saptosari.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!